Jumat, 11 Januari 2013

Lidah berselaput atau Coated Tongue


Saya sering menemukan kasus lidah berselaput di klinik. Terkadang, seseorang sudah mengaku menyikat gigi sesuai anjuran, namun lupa atau mungkin belum tau mengenai cara pembersihan lidah sehingga terjadilah lidahnya berwarna putih/kuning. Inilah yang disebut dengan coated tongue atau lidah berselaput. Coated tongue bisa terbentuk akibat efek pembersihan lidah yang kurang diperhatikan. Lidah manusia normalnya punya struktur mikroskopis berupa papilla-papila (tonjolan-tonjolan kecil yang tidak kasat mata). Papila ini bila tidak bersih, bisa menjadi tempat yang retentive (nyangkutnya bahan-bahan/makanan/minuman yang lewat di mulut). Kalau dibiarkan, macam2 makanan yang masuk ke dalam mulut akan nyangkut di papilla, bertahan lama, semakin menumpuk, sampai akhirnya timbul gambaran lidah berselaput putih/kuning. Coated tongue bisa menyebabkan halitosis atau bau mulut. Jadi, jangan heran kalau sahabat merasa sudah menyikat gigi dengan baik, namun kok mulut masih saja terasa bau. Bisa jadi kamu mengidap coated tongue. Tapi jangan khawatir,kondisi ini masih bisa ditanggulangi dengan cara yang sederhana yaitu dengan pembiasaan menyikat lidah dengan sikat gigi bulu halus setiap selesai menyikat gigi. Gerakan menyikat dari belakang lidah sampai bagian depan satu arah, lakukan secara berulang sampai sahabat melihat perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah menyikat lidah. Lidah sebelumnya berwarna putih akan menjadi semu pink. Selain pake sikat, sahabat juga bisa menemukan tongue scraper di toko/supermarket. Tongue scraper adalah alat khusus untuk membersihkan lidah.
Tapi sahabat mesti ingat, bila warna keputihan di lidah seperti tidak bisa hilang dengan pembersihan ini, bisa jadi ini bukan sekedar coated tongue, tapi sudah terjadi infeksi jamur. Jamur yang paling sering ditemukan di lidah adalah jenis Candida albicans. Penyakitnya disebut candidiasis, hal ini sering ditemukan pada kasus imunodefisiensi seperti pada pengidap HIV/AIDS. Jika sudah seperti ini, harus ada treatment khusus dengan pemberian obat secara topikal maupun sistemik. Lebih baik konsul ke ahlinya ya.
Untuk memperjelas, berikut beberapa gambaran coated tongue maupun candidiasis.

Coated tongue ringan
Coated tongue berat
Candidiasis oral


Kamis, 10 Januari 2013

Menemukan-mu


by: Annisa Nur Amala

Survei membuktikan saat sahabat membaca judul diatas pikirannya pasti kemana-mana, mungkin ada yg sudah ngarep tulisan ini tentang tips menemukan jodoh atau sejenisnya ^_^. Nampaknya, sahabat kudu sabar ya nunggu artikel seperti itu, karna tulisan ini ga ada hubungannya sama cinta zzii. Tadinya saya memberi judul "menemukan gaya belajarmu", tapi kayaknya sahabat sudah ilfil duluan dgn judul itu, ya ga...eit tapi sudah sampai disini, nanggung klo ga baca artikel ini sampai tuntas. Siapa tau tips berikut nyantol, :). Lanjutkan ya....

Sahabat pernah mengalami tekanan atau stress gara-gara masa ujian telah tiba? Otak yang susah diajak kompromi untuk belajar tiba-tiba jadi sangat friendly untuk diajak SKS (system kebut semalam) gara-gara besok ujian. Sayangnya, ingatan SKS itu ga tahan lama dan sangat temporer, selepas malam itu, malam berikutnya sudah lupa lagi. Saya pribadi sering mengalaminya -_-*
Lantas, ujian akhir kali ini yang di kampus saya sering disebut dengan istilah kompre membuat saya harus bisa mengubah kebiasaan2 itu. Tekad bulat: 100% ^_^
Waktu ujian masih ada sekitar 20 hari lagi. Masih banyak waktu! Tapi, saya tidak ingin kejebak lagi dengan SKS (system kebut semampunya hehe).
Ujian kompre atau kepanjangan dari komprehensif, seperti namanya, berarti ujian secara keseluruhan, semua materi yang saya dapatkan selama S1 maupun koass di fkg akan diuji secara lisan selama kurang lebih 1 jam oleh 8 dosen yang mewakili 8 stase yang berbeda.
Mengingat pentingnya kelayakan saya untuk terjun ke masyarakat pasca kompre (dan bukan sekedar untuk dapat nilai bagus), akhirnya saya susun strategi belajar yang cukup ampuh, untuk saya pribadi setidaknya. Saya sebut gaya belajar tsb dengan sistem baca-tulis-hapal-repeat.
Awalnya saya kumpulkan dulu semua materi baik dari buku, catatan, diktat kuliah, internet, dll. Setelah saya berhasil menumpuk semua yang saya butuhkan (sampai-sampai meja belajar seperti habis ketimpa gunungan buku), saya membuat strategi pembagian waktu belajar per harinya. Dengan sisa waktu sebelum hari H tiba, plannya dari 8 mata ajar, saya punya waktu 2 hari untuk review semua materi masing-masing mata ajar. Artinya dalam waktu 16 hari, ke-8 mata ajar harus sudah terselesaikan. Saya masih punya waktu 4 hari untuk “hari tanpa buka buku alias refreshing” ataupun kalau keterusan bisa dipakai untuk “review kembali” glek...
Hari demi hari saya jalani selama 20 hari itu, godaan-godaan mulai dari rasa malas, jenuh, pusing, sumpek, bosan, deelel pasti ada. Orang tua saya sampai-sampai kasian melihat saya yang bertapa di kamar, dan baru keluar kamar saat perut keroncongan atau saat ke kamar mandi saja :D (lebay sedikit gpp ya)
Namun, usaha saya tidak sia-sia, berbuah manis pada akhirnya. Terbukti dari kepuasan yang saya rasakan pasca keluar dari ruang ujian. Senyum sumringah berhasil saya tampakkan. Alhamdulillah, ujian saya berjalan lancar dengan jawaban yang cukup meyakinkan, walau disana-sini masih ada kekurangan pastinya…
Jadi, saya akan coba ulas sedikit gaya belajar yang kemarin saya jalani, siapa tau cocok untuk sahabat.
Baca- diawali dengan membaca dan mengerti materi (belum dihapal ya) sambil meng-highlight istilah kunci.
Tulis- setelah selesai baca, saya menuliskan kembali materi tersebut poin disertai penjelasan yang saya highlight. Dijamin ini akan membuat tangan anda pegal bukan main. Tapi ya, saya lebih nyaman dengan membaca tulisan sendiri daripada tulisan pengarang buku. Disamping itu, kita jadi punya pegangan buku pribadi yang berisi semua materi yang suatu saat bisa kita buka kembali, jadi kemana-mana ga perlu bawa buku segunung lagi, cukup dengan buku pegangan tsb.
Hapal- Tiap satu pokok bahasan selesai dibaca dan ditulis, saatnya untuk semakin meresapi dengan menghapal. Biasanya proses ketiga ini akan jauh jauh lebih mudah karena 2 proses sebelumnya.
Repeat- Setiap 3-4 bab yang sudah berhasil saya baca-tulis-dan hapal, kembali saya ulangi lagi hapalannya biar semakin mantap. Istilahnya hapalan rekap.
So, selama 20 hari bertapa di kamar, proses ini terus yang saya lakukan, sampai bosan bukan main. Tapi, insya allah buahnya manis kok. Trust me…^_^. Asal ada kemauan pasti ada jalan.
Pelajaran berikutnya adalah, pasca ujian yang menyenangkan itu, bagaimana saya mempertahankan semangat untuk belajar lagi…hehe… Ganbatte.
Note ya, gaya belajar tiap orang beda-beda, so, temukan gaya khasmu masing-masing ya…ayo belajar ^_^