Dalam salah satu buku yang berjudul “Psikologi Suami
Istri” disebutkan bahwa ada perbedaan mendasar psikis, naluriah, maupun
kebiasaan antara suami dan istri. Suami sebagai laki-laki dengan sifatnya yang
khas, begitu pula dengan istri sebagai wanita dengan kekhasan nalurinya, kadang
menjai kendala ketidakharmonisan akibat satu sama lain belum memahami perbedaan
ini.
Jauh sebelum dibahas dalam buku kontemporer ini,
sebenarnya Allah SWT sudah mengabarkan ini dalam Al-Qur’an.
Maha Suci Allah yang telah menciptakan segala sesuatunya
dengan keteraturan yang sempurna. Tiada yang melebihi kemampuan, kekuatan, dan
kuasaNya.
Allah menciptakan laki-laki dan perannya sebagai pemimpin
dan kepala keluarga dan wanita sebagai manajer rumah tangga. Masing-masing memiliki
lading pahalanya masing-masing yang tiada dibedakan nilainya melainkan hanya
dari derajat taqwanya.
Begitu pula dengan seorang istri dengan naluri
keibuannya, segala rasa sakit dan peluh yang ia rasakan sejak mengandung
anaknya dengan beban yang bertambah-tambah setiap harinya sampai pada puncaknya
ia merelakan ambang sakitnya, meregang nyawa untuk melahirkan, setelahnya pun
ia menyempurnakan dengan masa menyusui dan merawat anaknya sampai besar, semua
ia jalani dengan sabar dan penuh pengorbanan. Ia pun mendapatkan pahala
darinya.
Semasa kecil dulu, saya sempat berpikir enaknya menjadi
laki-laki yang tidak perlu memikirkan beban ketika hamil, sakit saat
melahirkan, dan repotnya mengurus anak. Tapi saya salah besar. Laki-laki dengan
tugasnya juga punya tanggung jawab dan amanah yang sama besarnya, yakni sebagai
sang pemimpin dalam keluarga yang mungkin jika diberikan pada perempuan, ia
takkan mampu menjalankan sebaik laki-laki, dan sebaliknya. Ternyata peran itu
telah diatur sedemikian rupa olehNya, selanjutnya adalah bagaimana keduanya
bersyukur atas ladang pahala yang disediakan Allah, saling melengkapi dan
memahami atas perbedaan tersebut. Karena Allah Maha Tahu dan ia tidak akan memberikan
beban dan amanah yang seseorang tidak mampu menjalankannya. Sesungguhnya kita
pasti mampu. Tinggal tawakkal dan berserah padaNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar